Kamis, 12 Januari 2012

Nyanyianku, Masa Depanku


Nyanyianku, Masa Depanku

Padang, 5 Januari 2012
Pagi itu hari begitu cerah, disertai cuaca angin yang begitu sejuk beserta suara riuh burung yang tak henti-hentinya berkicau di atas pohon bambu depan rumahnya. Dari dalam rumah terlihat seorang pemuda jangkung bergegas keluar dengan sepeda motor bututnya untuk segera pergi kuliah ke kampus tempat dia menuntut ilmu dua tahun terakhir ini. Adi Putra(26 tahun) mahasiswa semester VI jurusan seni rupa di salah satu Fakultas ternama di Kota Padang itu sangat terlihat semangat mengawali aktifitas pada pagi itu. Tas di pinggang yang penuh dengan kuas dan cat untuk melukis lukisan yang sempat tertunda beberapa waktu karena rutinitas lain selain kuliah.
Adi merupakan putra sulung dari sembilan bersaudara. Bapaknya yang hanya seorang buruh pabrik memaksa lelaki ini untuk bekerja keras demi masa depannya dan kedelapan adik-adiknya, belum lagi lukisan dan tugas kuliah yang mesti harus harus segera diselesaikan. Dikesehariannya, Adi bekerja sebagai pengamen di rumah makan, warung-warung tenda dan bus-bus umum yang tak luput dari kejarannya. Akan tetapi pria ini tetap menjalani dengan penuh ikhlas dan semangat. Sebuah perjuangan yang sangat membuat hati kita bergetar, sebuah perjuangan anak bangsa demi masa depan dan cita-cita baginya dan keluarganya.
 Semua tidak hanya itu saja, diwaktu malam tiba, biasanya selesai ngamen, pria ini bekerja membantu sang  bapak untuk membuang sampah komplek rumah warga yang tiap bulannya hanya diberi upah sebesar sepuluh ribu tiap-tiap rumah. Lagi-lagi Adi memberikan pelajaran yang sangat berharga untuk kita, sebuah pelajaran dan perjuangan yang belum tentu pernah kita rasakan selama ini. Banyak hal dalam hidup ini, banya hal kita punyai belum tentu orang lain dengan mudah mendapatkannya, seperti Adi yang harus bekerja dulu untuk biaya hidup, kuliah, dan sekolah adik-adiknya. Kadang kita merasa setiap kegagalan dan kemunduran yang kita peroleh dikarenakan kekurangan materi keluarga yang tidak memadai. Akan tetapi hari ini, belajarlah dari Adi. Seorang pemuda miskin yang mencoba bangkit dari keterpurukan perekonomian keluarga. Seorang pemuda yang mencoba untuk hidup agar lebih baik lagi kedepannya.(Syafrizal)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar