Nyanyianku,
Masa Depanku
Padang, 5 Januari 2012
Pagi itu hari begitu
cerah, disertai cuaca angin yang begitu sejuk beserta suara riuh burung yang
tak henti-hentinya berkicau di atas pohon bambu depan rumahnya. Dari dalam
rumah terlihat seorang pemuda jangkung bergegas keluar dengan sepeda motor
bututnya untuk segera pergi kuliah ke kampus tempat dia menuntut ilmu dua tahun
terakhir ini. Adi Putra(26 tahun) mahasiswa semester VI jurusan seni rupa di
salah satu Fakultas ternama di Kota Padang itu sangat terlihat semangat mengawali
aktifitas pada pagi itu. Tas di pinggang yang penuh dengan kuas dan cat untuk
melukis lukisan yang sempat tertunda beberapa waktu karena rutinitas lain
selain kuliah.
Adi merupakan putra
sulung dari sembilan bersaudara. Bapaknya yang hanya seorang buruh pabrik
memaksa lelaki ini untuk bekerja keras demi masa depannya dan kedelapan
adik-adiknya, belum lagi lukisan dan tugas kuliah yang mesti harus harus segera
diselesaikan. Dikesehariannya, Adi bekerja sebagai pengamen di rumah makan,
warung-warung tenda dan bus-bus umum yang tak luput dari kejarannya. Akan
tetapi pria ini tetap menjalani dengan penuh ikhlas dan semangat. Sebuah
perjuangan yang sangat membuat hati kita bergetar, sebuah perjuangan anak
bangsa demi masa depan dan cita-cita baginya dan keluarganya.
Semua tidak hanya itu saja, diwaktu malam
tiba, biasanya selesai ngamen, pria ini bekerja membantu sang bapak untuk membuang sampah komplek rumah
warga yang tiap bulannya hanya diberi upah sebesar sepuluh ribu tiap-tiap rumah.
Lagi-lagi Adi memberikan pelajaran yang sangat berharga untuk kita, sebuah
pelajaran dan perjuangan yang belum tentu pernah kita rasakan selama ini. Banyak
hal dalam hidup ini, banya hal kita punyai belum tentu orang lain dengan mudah
mendapatkannya, seperti Adi yang harus bekerja dulu untuk biaya hidup, kuliah,
dan sekolah adik-adiknya. Kadang kita merasa setiap kegagalan dan kemunduran
yang kita peroleh dikarenakan kekurangan materi keluarga yang tidak memadai.
Akan tetapi hari ini, belajarlah dari Adi. Seorang pemuda miskin yang mencoba
bangkit dari keterpurukan perekonomian keluarga. Seorang pemuda yang mencoba
untuk hidup agar lebih baik lagi kedepannya.(Syafrizal)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar