Kamis, 12 Januari 2012

RANDANG LOKAN


RANDANG LOKAN
Oleh : Nila Susanti / 09080144/ D

Randang Lokan adalah makanan khas dari daerah Inderapura dan Air Haji Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat. Randang Lokan diawali oleh Nenek Moyang pada zaman dahulu, tetapi tahunnya tidak diketahui dengan jelas, sampai sekarang masih menjadi masakan tradisional Inderapura dan Air Haji. Awalnya Randang Lokan hanya ada di Inderapura. Rasa Randang Lokan begitu enak kemudian membuat  daerah Air Haji ingin membuatnya dan rasanyapun lebih enak dari Inderapura. Kemudian Randang Lokan dilestarikan masyarakat Air Haji. Lokan ini adalah sejenis kerang, berpusat di Inderapura,khususnya Muara Sakai. Sebagian besar masyarakat Inderapura mata pencarian mencari lokan dengan menyelam ke air. Sangat disayangkan lokan saat sekarang sudah tidak banyak sperti dulu lagi. Air tawar menysusut, maka akan mudah mendapatkan Lokan tetapi, air naik/ dalam maka Lokan tidak bisa didapatkan/dicari. Tutur sofiyan 35 tahun ketika pulang dari mencari Lokan.
Lokan bisa dimasak cara apa saja, sesuai dengan selera masing-masing, misalnya digoreng, digulai, dan dirandang. Masyarakat Inderapura dan Air Haji lebih suka membuat randang dari pada digoreng atau digulai, maka Randang Lokan ini menjadi makanan khas dua daerah tersebut. Rasanya begitu enak dia juga tahan untuk beberapa hari. Berdasarkan narasumber Bu Ety 40 tahun ketika itu sedang masak Randang Lokan di rumahnya “cara pembuatan randang lokan tidaklah sulit, juga tidak perlu mengeluarkan biaya banyak, tetapi rasanya enak. Bahan yang perlukan hanya kelapa diparut dan diambil santannya, lalu kelapa juga direndang sedikit sampai warnanya coklat dan kering kemudian dihaluskan,cabe merah, bawang merah,garam, bawang putih, jahe, kunyit, lengkuas, rempah-rempah, semua dihaluskan dan masuakan ke dalam wajan, semua bahan telah dihaluskan masukan kedalam wajan bersama lokan dinamai dikalio lalu ditutup untuk menghilangkan bau anyir lokan itu, setelah beberapa menit buka tutupnya akan tercium aroma wangi membuat perut terasa lapar. Masukan santan yang telah disediakan, daun jeruk, daun salam, daun serai, daun kunyit, aduk hingga merata tambah penyedap rasa, dan tunggu sampai kering, hingga warnanya berubah menjadi coklat tua”.
Randang Lokan sering dibuat apabila ada tamu jauh datang ke rumah dan kiriman untuk anak yang berada dirantau orang. Selain itu Randang Lokan juga dijual di Lapau Nasi dan kebutuhan sehari-hari. Tradisi seperti ini terus digunakan masyarakat Inderapura dan Air Haji. Randang ini bisa dicampur apa saja, sesuai dengan selera kita tetapi lebih enak dicampur dengan pakis.
Randang Lokan bila dilihat  memang sangat sederhana sekali, tetapi bila dicoba akan ketagihan dan membuat nafsu makan bertambah ingin mencoba lagi. Rang Kayo Alam Sadi mengatakan “Randang Lokan memang enak, karna kekhasan rasanya itu diciptakan sebuah lagu berjudul ‘ Randang Lokan’ dinyanyikan oleh Vivi. Video klipnya bergayakan pakaian adat Minang, sehingga memperlihatkan kekhasan Minang asli”.
Beberapa lirik lagu Randang Lokan diterbitkan tahun 2004 ini adalah “dikalio lamak rasonyo, kok  ka dirandang campua jo paki. Banyak lokan di Indopuro dijua urang ka Aia Haji.  Aia Haji pasa babelok, yo di jambatan belok jalanyo. Randang lokan jikok takicok  salero patah batambuah juo. Muaro sakai aianyo tanang, banyak lokan banyak buayo urang rantau  pulang lah pulang, kok  indak pulang kirim barito. Indopuro di simpang tigo tugu talatak ditangah simpang, randang lokan jikok takicok sadang di rantau taragak pulang”.
Inilah lirik lagu Randang Lokan yang diucapkan oleh Rang Kayo Alam Sadi. VCD albumnya laris terjual di Minang Kabau dan diberikan secara Cuma-cuma kepada orang-orang penting atau pemuka adat di Inderapura. Album ini dijadikan dokumentasi daerah inderapura yang memiliki kekayaan alam seperti lokan.

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar