RANDANG LOKAN
Oleh : Nila Susanti / 09080144/ D
Randang Lokan adalah makanan khas dari
daerah Inderapura dan Air Haji Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat. Randang
Lokan diawali oleh Nenek Moyang pada zaman dahulu, tetapi tahunnya tidak
diketahui dengan jelas, sampai sekarang masih menjadi masakan tradisional
Inderapura dan Air Haji. Awalnya Randang Lokan hanya ada di Inderapura. Rasa Randang
Lokan begitu enak kemudian membuat daerah Air Haji ingin membuatnya dan
rasanyapun lebih enak dari Inderapura. Kemudian Randang Lokan dilestarikan
masyarakat Air Haji. Lokan ini adalah sejenis kerang, berpusat di Inderapura,khususnya
Muara Sakai. Sebagian besar masyarakat Inderapura mata pencarian mencari lokan
dengan menyelam ke air. Sangat disayangkan lokan saat sekarang sudah tidak
banyak sperti dulu lagi. Air tawar menysusut, maka akan mudah mendapatkan Lokan
tetapi, air naik/ dalam maka Lokan tidak bisa didapatkan/dicari. Tutur sofiyan
35 tahun ketika pulang dari mencari Lokan.
Lokan bisa dimasak cara apa saja, sesuai
dengan selera masing-masing, misalnya digoreng, digulai, dan dirandang.
Masyarakat Inderapura dan Air Haji lebih suka membuat randang dari pada
digoreng atau digulai, maka Randang Lokan ini menjadi makanan khas dua daerah
tersebut. Rasanya begitu enak dia juga tahan untuk beberapa hari. Berdasarkan
narasumber Bu Ety 40 tahun ketika itu sedang masak Randang Lokan di rumahnya
“cara pembuatan randang lokan tidaklah sulit, juga tidak perlu mengeluarkan
biaya banyak, tetapi rasanya enak. Bahan yang perlukan hanya kelapa diparut dan
diambil santannya, lalu kelapa juga direndang sedikit sampai warnanya coklat
dan kering kemudian dihaluskan,cabe merah, bawang merah,garam, bawang putih,
jahe, kunyit, lengkuas, rempah-rempah, semua dihaluskan dan masuakan ke dalam
wajan, semua bahan telah dihaluskan masukan kedalam wajan bersama lokan dinamai
dikalio lalu ditutup untuk menghilangkan bau anyir lokan itu, setelah beberapa
menit buka tutupnya akan tercium aroma wangi membuat perut terasa lapar.
Masukan santan yang telah disediakan, daun jeruk, daun salam, daun serai, daun
kunyit, aduk hingga merata tambah penyedap rasa, dan tunggu sampai kering,
hingga warnanya berubah menjadi coklat tua”.
Randang Lokan sering dibuat apabila ada
tamu jauh datang ke rumah dan kiriman untuk anak yang berada dirantau orang.
Selain itu Randang Lokan juga dijual di Lapau Nasi dan kebutuhan sehari-hari.
Tradisi seperti ini terus digunakan masyarakat Inderapura dan Air Haji. Randang
ini bisa dicampur apa saja, sesuai dengan selera kita tetapi lebih enak
dicampur dengan pakis.
Randang Lokan bila dilihat memang sangat sederhana sekali, tetapi bila
dicoba akan ketagihan dan membuat nafsu makan bertambah ingin mencoba lagi.
Rang Kayo Alam Sadi mengatakan “Randang Lokan memang enak, karna kekhasan
rasanya itu diciptakan sebuah lagu berjudul ‘ Randang Lokan’ dinyanyikan oleh
Vivi. Video klipnya bergayakan pakaian adat Minang, sehingga memperlihatkan
kekhasan Minang asli”.
Beberapa lirik lagu Randang Lokan
diterbitkan tahun 2004 ini adalah “dikalio lamak rasonyo, kok ka dirandang campua jo paki. Banyak lokan di
Indopuro dijua urang ka Aia Haji. Aia Haji
pasa babelok, yo di jambatan belok jalanyo. Randang lokan jikok takicok salero patah batambuah juo. Muaro sakai aianyo
tanang, banyak lokan banyak buayo urang rantau
pulang lah pulang, kok indak
pulang kirim barito. Indopuro di simpang tigo tugu talatak ditangah simpang,
randang lokan jikok takicok sadang di rantau taragak pulang”.
Inilah lirik lagu Randang Lokan yang
diucapkan oleh Rang Kayo Alam Sadi. VCD albumnya laris terjual di Minang Kabau
dan diberikan secara Cuma-cuma kepada orang-orang penting atau pemuka adat di
Inderapura. Album ini dijadikan dokumentasi daerah inderapura yang memiliki
kekayaan alam seperti lokan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar