Kamis, 12 Januari 2012

Upacara adat Pambeatan dari Gorontalo


Upacara adat Pambeatan dari Gorontalo

Upacara adat tidak akan terlepas dari setiap individu dimanapun  berada. Upacara tersebut berbeda satu sama lain. Di Gorontalo misalnya, upacarapambeatanmasih sangat kental dan masih sering  di lakukan . Hal ini dikarenakan , sudah menjadi tradisi seorang perempuan ketika memasuki masa remaja melakukan pembeatan atau perjanjian. Pembeatan juga dapat dilakukan menjelang akad nikah. Menurut Sumakno Katili (47 th) pembeatan wajib dilakukan bagi seorang gadis yang memasuki akil baligh. Upacara pembeatan ini terdiri dari beberapa prosesi, diantaranya:
ProsesiMonopolihu lolimu
  Sebelum melakukan upacara pembeatan diharapkan menjalani monopolihu lolimu atau mandi air ramuan jeruk purut atau lebih dikenal dengan mandi lemon. Prosesi  ini dipimpin oleh seorang dukun yang disebut hulango. Air ramuan yang digunakan untuk mandi tersebut terdiri dari bahan-bahan berbau wangi  seperti kencur (hupoko), diramu menjadi satu dengan wangi-wangian seperti parfum , tebu, daun tebu, dan mayang yang dicampur dalam sebuah wadah untuk dimandikan pada sigadis. Konon air mandi ini juga dipakai oleh gadis-gadis kerajaan, ibu-ibu tua untuk bahan kosmetik karena dipercaya dapat menjaga kecantikan wajah, ungkap  Bechar  Katili (34 th). Bahan-bahan yang digunakan seperti tebu, melambangkan manis, agar sigadis kelak terlihat manis oleh masyarakat. Daun tebu diibaratakan agar sigadis dapat mengayomi teman-teman, saudara dan keluarga. Mayang menandakan  watak yang dimilikinya.
Upacara adat tidak akan terlepas dari setiap individu dimanapun  berada. Upacara tersebut berbeda satu sama lain. Di Gorontalo misalnya, upacarapambeatanmasih sangat kental dan masih sering  di lakukan . Hal ini dikarenakan , sudah menjadi tradisi seorang perempuan ketika memasuki masa remaja melakukan pembeatan atau perjanjian. Pembeatan juga dapat dilakukan menjelang akad nikah. Menurut Sumakno Katili (47 th) pembeatan wajib dilakukan bagi seorang gadis yang memasuki akil baligh. Upacara pembeatan ini terdiri dari beberapa prosesi, diantaranya:
Tepuk mayang
 
Prosesi ini adalah prosesi yang dilakukan setelah mandi  air jeruk purut. Rosesi ini dilakukan untuk mengetahui watak gadis yang melakukan prosesi tersebuatu kali dan pecaht. Apabila mayang ditepuk sekali dan langsung pecag, berarti sigadis kelak akan menjadi   seorang yang lemah lembut, baik dan penuh kasih sayang. Terapi apabila mayang ditepuk berkali-kali dan sulit dipecahkan, berarti kelak sigadis berwatak keras.
Memecahkan telur
  Setelah prosesi mandi air lemon dan tepuk mayang, selanjutnya adalah prosei memecahkan telur. Terkadang sebuah upacara adat memang terlihat unik bahkan terkesan aneh dan tidak masuk akal. Prosesi memecahkan telur ini dilakukan untuk melihat jodoh sigadis, ungkap  petrus kaitilikonon dalam kuning telur ada terdapat beberapa tanda. Telur dipecahkan diatas telapak tangan sigadis yang sedang melangsungkan pembeatan ini. Jika ada satu mata pada kuning telur yang dipecahkan, maka diyakini  bahwa jodoh gadis tersebut masih jauh dan masih lama. Begitu pula, jika pada kuning telur yang dipecahkan terdapat dua mata, maka sebentar lagi ia akan mendapatkan jodoh. Jika dalam kuning telur terdapat tiga mata atau lebih, maka sudah sangat jelas bahwa jodoh gadis tersebut masih sangat lama datangnyaSetelah prosesi ini selesai, selanjutnya sigadid dibawa ke kamar untguk dipakaikan baju adat.
Berjalan di atas piring
 
prosesi selanjutnya  yaitu berjalan di atas  pring. Prosesi ini wajib dilakukan dan tidak boleh ketingglalan. Piring yang diinjak berisiskan uang koin, beras, padi gabah atau tanahProses ini dilakukan sebanyak tiga kali ditengah-tengah ruangan , disaksikan orang banyak dan disertai dengan penyampaian sajak oleh pemangku adat. Menurut  Sumakno Katili (47 th) sajak yang disampaikan mengandung pesan dan nasihat untuk sigadis karena telah melewati masa kanak-kanak dan memasuki  alam remaja. Sama dengan sebelumnya, isi dalam piring tersebut juga bermakna.
 
Berisikan beras atau jagung, artinya jika beras tersebut ketika diinjak sigadis banyak melekat dikaki berarti sigadis nantinya banyak rezeki. Setelah itu, isi piring dibuang ke kamar dan yang lainnya dibuang ke halaman rumah.
 
Setelah prosesi-prosesi tersebut dilangsungkan maka semua sanak saudara dan keluarga memanjatkan doa agar apa yang diharapakan terkabul.
Acara puncak adalah pembeatan tersebut. Pembeatan sering dilakukan pada malam hari. Hal ini bertujuan untuk menambah hikmat dan agar janji didengar orang dan untuk menjadikan kontrol, apakah janji tersebut ditepati atau bahkan dilanggar sigadisJanji yang diikrarkan dituntun ulama dan berasal dari al-quran. Janji tersebut ialah ketika remaja nanti  tidak akan bersikap kasar pada siapapun, mematuhi perintah Allah dan menjauhi segala larangannya.
 
Acara terakhir adalah ramah tamah atau makan malam bersama dan berfoto bersama keluarga, teman dan tamu yang hadir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar